Sunday, March 17, 2019

Bagaimana Jika ada Bandara Udara Internasional di Kupang



Beberapa waktu lalu hangat diperbincangkan tentang pembangunan bandara udara berstandar internasional di Kota Kupang ibu kota propinsi NTT (Nusa Tenggara Timur). Perencanaan pembangunan ini sebenarnya sudah sejak lama diwacanakan mengingat letak kota Kupang sebagai ibu kota propinsi paling selatan dari Indonesia yang langsung berbatasan dengan perairan laut Australia, serta merupakan ibu kota propinsi terdekat dengan negara Timor Leste, negara tetangga yang berbatasan darat dengan Indonesia. Kabar tentang perencanaan pembangunan ini tentu membawa angin segar bagi masyarakat kota Kupang dan NTT pada umumnya karena jika rencana ini di realisasikan maka secara sosial akan memberikan efek prestise tersendiri bagi masyarakat NTT karena sudah bisa sejajar dengn propinsi - propinsi lainya di Indonesia yang juga memiliki fasilitas transportasi bertaraf internasional. Namun lebih dari pada itu, ada hal lain yang perlu dipikirkan terkait perencanaan ini, yaitu bagaimana agar fasilitas transportasi udara bertaraf internasional ini dapat membawa dampak positif bagi kemajuan perekonomian di kota Kupang serta propinsi NTT sendiri. Sesuai dengan amanat yang tercantum dalam undang-undang no 1 tahun 2009, tentang penerbangan, disebutkan bahwa bandar udara merupakan salah satu simpul jaringan transportasi sekaligus pintu gerbang kegiatan perekonomian suatu daerah, pendorong serta penunjang kegiatan industri serta sektor perdagangan. Danpak postif yang diharapkan terjadi apabila Kupang memiliki bandara udara internasional adalah Kota Kupang bisa menjadi salah satu Hub City untuk kota-kota lain di Indonesia, sekaligus untuk negara tetangga yang berdekatan seperti Timor Leste dan Australia. Secara geografis Kupang merupakan kota madya paling selatan dari Indonesia dimana jarak penerbangan dari Kupang ke Darwin (Australia) hanya memakan waktu 80 menit, serta Kupang ke Dili (TLS) yang hanya memakan waktu penerbangan 45 menit dengan menggunakan pesawat sipil. Dengan dibangunya bandara internasional, Kota Kupang berpeluang besar menjadi Hub City yang menghubungkan kota-kota di Indonesia dengan negara tetangga seperti Australia dan Timor Leste. Jika Hal ini dapat terealisasikan, maka secara alami Kota Kupang akan menjadi tempat banyak orang berkumpul yang akan menjadikanya sebagai tempat konsentrasi aktivitas ekonomi, (Krugman 1998) dan konsentrasi aktivitas ekonomi ini akan berdapak positif pada pertumbuhan ekonomi kota Kupang sendiri (Hirschman 1958)

*Hub Pariwisata

NTT memiliki potensi pariwisata yang mampu menarik perhatian wisatawan asing maupun domestik. Data dari dinas pariwisata NTT menyebutkan bahwa jumlah kunjungan wisatawan asing ke NTT pada tahun 2016 berjumlah 140.000 orang dengan peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 40 %. Hal ini membuktikan bahwa NTT sudah menjadi objek wisata yang sangat diminati oleh wisatawan mancanegara. Jika Kupang nantinya memiliki bandara internasional dari dan menuju negara-negara tetangga terdekat, maka kemungkinan besar jumlah kunjungan wisatawan ini akan bertambah karena pengunjung dari luar negeri tidak perlu lagi transit ke Jakarta atau ke Denpasar untuk mengunjungi tempat wisata di NTT. Bandara Kupang sebagai Hub juga dapat mengaplikasikan model wisata transit dimana jika waktu transit melebihi 8 jam maka penumpang diperbolehkan untuk meninggalkan bandara untuk berkeliling kota menggunakan bus pariwisata sampai dua jam sebelum keberangkatan. Model ini diharapkan mampu menambah pendapatan kota Kupang dari sektor pariwisata. 

*Hub Logistik
Bandara adalah titik distribusi dalam sebuah jaringan transportasi sehingga memiliki peranan yang sangat penting bagi perekonomian masyarakat. Bandara dapat memberikan pelayanan jasa angkutan cargo sehingga peluang kota Kupang untuk menjadi hub logistik tetap ada. Kota Kupang bisa menjadi hub logistik untuk kota-kota lain di Indonesia, juga sekaligus memberikan peluang bagi Kota Kupang menjadi Hub logistik bagi negara-negara tetangga seperti Australia dan Timor Leste. Presiden Joko Widodo telah menetapkan pelabuhan laut Tenau – Kupang sebagai salah satu dari 23 pelabuhan feeder di indonesia. Hal ini berarti pelabuhan Kupang telah memiliki fasilitas bongkar muat peti kemas yang memadahi untuk pengiriman logistik skala besar. Jika ini ditopang oleh bandara internasional dengan fasilitas angkut cargo yang terintegrasi sistem IoT (Internet Of Things) dengan pelabuhan laut, maka akan sangat memungkinkan Kota Kupang kedepanya menjadi hub logistik berskala internasional.


*Tantangan
Tantangan yang paling utama adalah (1) kesiapan infrastruktur; Siapapun tidak akan mau berkunjung, apalagi menitipkan barangnya di tempat kita meski dengan bayaran murah sekalipun jika kita tidak mampu memberikan fasilitas yang memadahi untuk keamananya. Inilah mengapa infrastuktur menjadi hal utama dan terpenting. Pembangunan infrastruktur dengan disertai penerapan teknologi sangat diperlukan jika Kupang ingin menjadi Hub City. Hal kedua adalah (2) kesiapan teknologi informasi. Hal ini penting karena Sebuah Hub City harus memiliki sistem menggunakan sistem terintegrasi mulai dari tempat barang tersebut dikirimkan sampai ke tempat barang tersebut dituju. Hal ini menjadi masalah yang serius mengingat propinsi NTT sampai saat ini belum dilewati oleh jaringan sistem kominikasi internet berkecepatan tinggi. Hal ketiga yang tidak kalah pentinganya adalah (3) kesiapan SDM NTT dalam menghadapi tantangan standarisasi internasional. Sebuah Hub City baik untuk logistik maupun pariwisata harus dikelola secara profesional agar mampu menghasilkan keuntungan berlipat. Operasional pengelolaanya harus dijalankan oleh orang-orang yang punya skill kompeten di bidangnya. Ini menjadi peluang bagi generasi muda Kota Kupang untuk berkarya membangun daerahnya, juga sekaligus tantangan untuk meningkatkan skill dan kemampuan agar menjadi tenaga kerja yang bisa diandalkan jika Kupang nantinya benar-benar menjadi sebuah Hub City.

Penutup
Menjadikan Kota kupang sebagai Hub City bukanlah perkara yang mudah, tetapi bukan juga merupakan suatu hal yang mustahil. Untuk mewujudkan hal ini diperlukan kerjasama dari semua stakeholder baik itu pemerintah sebagai pembuat kebijakan, sektor swasta sebagai penggerak perekonomian, serta masyarakat Kota Kupang sendiri sebagai subyek utama dalam pembangunan Kota Kupang. Peluang Kota Kupang untuk menjadi Hub City akan tetap ada, tetapi untuk mencapainya membutuhkan semangat dan kerja ekstra.

Comments


EmoticonEmoticon